Senin, 01 Desember 2008

MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

LEMBAGA PENDIDIKAN

  1. Lembaga Pendidikan

Secara bahasa lembaga adalah suatu organisasi dan pendidikan adalah usaha manusia dewasa dalam mengembangkan potensi anak yang sedang berkembang untuk menjadi manusia yang berguna. Segala kegiatan yang diarahkan dalam rangka mengembangkan potensi anak menuju kesempurnaannya secara terencana, terarah, terpadu, dan berkesinambungan adalah menjadi hakikat pendidikan. Untuk mencapai sasaran dan fungsi di maksud maka sistim persekolahan atau lembaga pendidikan menjadi salah satu wahana strategis dalam membina sumber daya manusia berkualitas.

Pendidikan islam merupakan sub sistem dari sistem pendidikan nasional. Karena itu sebagian sub sistem, maka masing- masing lembaga pendidikan islam yang ada berfungsi untuk mencapai tujuan lembaga yang ditetapkan. Keberadaan lembaga-lembaga pendidikan islam baik pesantren, madrasah atau sekolah-sekolah agama dan perguruan tinggi agama islam memiliki peranan yang besar bagi pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Peran yang dijalankan dalam rangka mencapi fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Sebagaimana dinyatakan bahwa : “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”[1].

  1. Sekolah

Sekolah merupakan salah satu lembaga penyelenggara pendidikan secara formal di Indonesia. Di dalamnya berlangsung proses pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri , kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

  1. Madrasah

Keberadaan madrasah sudah ada sejak agama Islam berkembang di Indonesia. Madrasah tumbuh dan berkembang dari bawah dalam arti (umat islam) sendiri yang didorong oleh rasa tanggung jawab untuk mengamalkan ajaran agam islam kepada generasi muda. Oleh sebab itu, madrasah pada waktu itu lebih ditekankan pada pendalaman ilmu-ilmu islam.

Pada saat ini kebijakan baru pemerintah menetapkan keberadaan madrasah telah dipandang sebagai sekolah umum yang bercirikan agama islam dengan tanggung jawabnya mencakup: 1) Sebagai lembaga pencerdasan kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat muslim, 2) Sebagai lembaga pelestarian budaya keislaman, 3) Sebagai lembaga pelopor bagi peningkatan kualitas masyarakat Indonesia.

  1. Pesantren

Pesantren merupakan lembaga pendidikan islam tertua di Indonesia. Pesantren difungsikan sebagai suatu lembaga yang dipergunakan untuk penyebaran agama, tempat mempelajari agama islam, mengusahakan pembinaan tenaga-tenaga bagi pengembangan agama. Kemampuan pondok pesantren bukan hanya dalam pembinaan pribadi muslim, melainkan dalam usaha mengadakan perubahan social dan kemasyarakatan. Sebagai lembaga sosial pesantren menampung anak-anak dari segala lapisan masyarakat muslim, tanpa membeda-bedakan tingkat sosial ekonomi orang tuanya.

B. Lembaga Sosial dan Lembaga Profit

1.) Pengertian lembaga sosial

Lembaga sosial adalah suatu lembaga yang lebih menekankan kepada suatu sistem atau kompleks nilai dan norma. Pengertian lain dari lembaga sosial juga lebih dikenal dengan lembaga kemasyarakatan. Sistem nilai dan norma atau tata kelakuan ini berpusat di sekitar kepentingan atau tujuan tertentu.didalam perkembangan selanjutnya, norma-norma tersebut berkelompok-kelompok pada berbagai keperluan pokok kehidupan manusia. Misalnya kebutuhan akan pendidikan menimbulkan lembaga-lembaga pendidikan.

Sumber dana lembaga sosial

  1. pertukaran jasa
  2. hibah
  3. donor
  4. pendapatan

Ciri-ciri umum lembaga sosial

  1. suatu lembaga kemasyarakatan adalah organisasi pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku yang terwujud melalui aktifitas-aktifitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya.
  2. suatu tingkat kekekalan tertentu merupakan ciri dari semua lembaga kemasyarakatan.
  3. lembaga kemasyarakatan mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu
  4. lembaga kemasyarakatan mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga bersangkutan.
  5. lambing-lambang biasanya juga merupakan ciri khas dari lembaga kemasyarakatan.
  6. suatu lembaga mempunyai tradisi tertulis ataupun yang tidak tertulis.

Tipe-tipe lembaga kemasyarakatan

  1. lembaga primer, lembaga-lembaga yang secara tidak sengaja tumbuh dari adapt istiadat masyarakat
  2. lembaga kemasyarakatan yang sangat penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat
  3. lembaga-lembaga yang diterima masyarakat

2.) Lembaga Profit

Lembaga profit adalah suatu lembaga yang menghimpun dana, sumberdaya, dan memperkuat organisasi, dengan tujuan mencapai keuntungan di akhir kegiatan.

Sumber dana lembaga profit:

  1. Pertukaran barang
  2. Pertukaran jasa
  3. Keuntungan
  4. Investasi

Prinsip-prinsip lembaga profit

  1. Keadilan, yakni berbagi keuntungan atas dasar penjualan riil
  2. Kemitraan, yakni kesejajaran sebagai mitra usaha yang saling bersinergi untuk memperoleh keuntungan
  3. Transparansi
  4. Universal, tidak ada perbedaan yang khususnya didasarkan atas perbedaan suku, agama, golongan

C. Lingkungan Pendidikan, Dimensi dan Tipologi Lingkungan

Pengertian lingkungan pendidikan adalah alam sekitar yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak didik. Lingkungan pendidikan terbagi tiga dimensi, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Tipologi pendidikan yang mempengaruhi pendidikan, antara lain:

a. Tipologi lingkungan keluarga

Seorang anak mulai mengenal hidup dan kehidupannya dimulai di dalam keluarga. Seorang anak masuk dalam keluarga mulai dari kandungan hingga tumbuh berkembang sampai anak sanggup melepaskan diri dari ikatan keluarga. Berdasarkan kenyataan dapat disimpulkan bahwa pengaruh lingkungan keluarga sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak. Dasar-dasar perilaku akan ditentukan oleh adat istiadat orang tuanya, juga sifat sikap hidup serta kebiasaan-kebiasaan orang tuanya.[2]

b. Tipologi lingkungan sekolah

Sekolah merupakan lingkungan pendiidkan kedua setelah lingkungan rumah. Sekolah merupakan tempat latihan persahabatan dan persaudaraan. Suasana sekolah ditentukan oleh petugas-petugas yang berbeda-beda sehingga dapat menghilangkan kejenuhan. Banyak orang tua yang menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab pendidikan bagi anak-anaknya itu kepada sekolah. Dengan demikian, guru di sekolah berperan sebagai pendidik pengganti orang tua yang harus bertanggung jawab atas pendidikan.

c. Tipologi lingkungan masyarakat

Arti masyarakt menurut Cook adalah sekumpulan orang yang menempati suatu daerah, diikat oleh kebiasaan dan pengalaman-pengalaman yang sama, serta memiliki sejumlah persesuaian, kesatuan dan tindakan yang sama di dalam kehidupannya. Lingkungan mayarakat sangat mempengaruhi perkembangan anak, seperti :

a) Perkembangan intelektual antara lain : tingkat kecerdasan, kecepatan reaksi, kapasitas sintesa, kapasitas ingatan dan pengembangan bakat khusus.

b) Perkembangan emosi anak seperti : perasaan senagn, sedih, gembira, ramah, pendiam, pemarah dan seterusnya

c) Perkembangan kepribadian seperti memilliki cita-cita yang teguh, memiliki rasa tanggung jawab, mengetahui hak dan kewajiban, percaya diri dan sebagainya.

D. Sistim Pendidikan Nasional

Sistem pendidikan nasional (sisdiknas) adalah suatu keseluruhan yang terpadu dari semua sistem dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan yang lainnya untuk mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. (UU No. 2/1989, pasal 1 ayat 3)

Dengan lahirnya UU no. 2 tahun 1989 tersebut segala sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan harus dilaksanakan dan bersumber pada undang-undang tersebut[3].

Sisdiknas menjamin dan memberikan kepada masyarakat dan bangsa Indonesia dua hal yang sangat penting :

1. Dari segi akademik memberikan kesempatan kepada warga Negara Indonesia untuk memperoleh pendidikan dalam arti kegiatan belajar yang seluas-luasnya sehingga terbentuknya manusia pancasila sebagai manusia pembangunan yang berkualitas dan mandiri.

2. Dari segi pengelolaan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta dalam penyelenggaraan pendidikan nasional, sehingga tercapai efisiensi pengadaan dan penggunaan sumber daya.

Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, MSc., Ed., mengemukakan 10 kecenderungan pengembangan megatrend Sisdiknas :

1. Pendidikan Dasar

2. Kurikulum

3. Proses belajar mengajar

4. Tenaga pendidik

5. Pendidikan, pelatihan, dan tenaga kerja

6. Pendidikan Tinggi

7. Pendidikan berkelanjutan

8. Pembiayaan pendidikan

9. Desentralisasi pendidikan dan partisipasi masyarakat

10. Manajemen pendidikan

Berlandaskan GBHN 1993 dan GBHN 1998, departemen pendidikan dan kebudayaan telah menetapkan empat dasar pendidikan, yaitu : pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, relevansi, peningkatan kualitas pendidikan, dan efisiensi.

Fungsi Sisdiknas menurut Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, MSc., Ed., membaginya dalam dua bagian[4]:

1. Fungsi umum Sisdiknas, meliputi dua kategori politik dan kebudayaan

a. Kategori Politik

Menekankan kepada pertumbuhan nasionalisme yang sehat pada setiap sikap dan cara berfikir anak Indonesia. Erat kaitannya dengan nasionalisme yang sehat ialah fungsi budaya pendidikan nasional, tumbuhnya rasa bangga atas kepemilikan suatu budaya nasional sebagai suatu identitas bangsa.

b. Kategori kebudayaan

Dalam kategori ini ditekankan tentang pembudayaan nilai-nilai nasional termasuk inti kebudayaan daerah.

2. Fungsi khusus Sisdiknas, meliputi dua dimensi, yaitu dimensi teknis dan dimensi pembangunan

a. Fungsi dimensi teknis

dimensi ini meliputi hal-hal yang berkaitan dengan anak luar biasa, anak cerdas, pendidikan keluarga, hak-hak peserta didik, anak cacat, dan pentingnya bahasa daerah bagi pembentukan intelek serta kepribadian peserta didik.

b. Dimensi pembangunan

dimensi ini meliputi kaitan pendidikan dengan lingkungan sosial, pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat, biaya ditanggung oleh bersama antara pemerintah dan mesyarakat.

Dengan mengacu kepada kategorisasi Jeanne Bellatien, fungsi Sisdiknas dapat dikategorikan dalam :

  1. fungsi sosial, memerangi segala keterbelakangan dan kebodohan
  2. fungsi pembaharuan dan inovasi, meningkatkan kehidupan dan martabat manusia
  3. fungsi pengembangan sosial dan pribadi, menigkatkan rasa persatuan dan kesatuan berdasarkan kebudayaan bangsa.
  4. fungsi seleksi, mengembangkan kemampuan manusia Indonesia.

E. School Based Management

School based management adalah suatu manajemen yang memberikan otonomi lebih luas ke sekolah-sekolah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif kepada komponen-komponen sekolah seperti guru, murid, kepala sekolah, staff, orang tua dan masyarakat untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional. Dengan otonomi yang lebih besar, maka sekolah memiliki kewenangan yang lebih besar dalam mengelola sekolahnya, sehingga sekolah lebih mandiri. Dengan kemandiriannya, sekolah lebih berdaya dalam mengembangkan program–program.

Tujuan based management, antara lain:

1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.

2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama

3. Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah dalam penyelenggaraan program sekolah

4. Meningkatkan kompetensi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai

Sekolah yang mandiri memiliki ciri-ciri, sebagai berikut; tingkat kemandirian tinggi/tingkat ketergantungan rendah ; bersifat adaptif dan antisipatif/proaktif sekaligus ; memiliki jiwa kewirausahaan tinggi (ulet, inovatif, gigih, berani mengambil resiko) ; bertanggung jawab terhadap kinerja sekolah ; memiliki kontrol yang kuat terhadap input manajemen dan sumberdaya ; memiliki kontrol yang kuat terhadap kondisi kerja ; komitmen yang tinggi pada dirinya dan prestasi merupakan acuan utama.




[1] Dr. Syafaruddin, M.Pd, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, hal.203 tahun 2005

[2] Dr. H. S. Koswara dan Ade Yeti Nuryantini, S.Pd. Manajemen Lembaga Pendidikan hal.28, 2002

[3] Soebagio Atmodiwirio, Manajemen Pendidikan Indonesia, hal.31 tahun 2000

[4] Ibid., hlm.30